Sejarah Sengeti Basis Perjuangan Melawan Belanda
![]() |
Foto: Tugu Perjuangan Sengeti |
Kelurahan Sengeti di Kabupaten Muarojambi merupakan dasar perjuangan dari pihak TNI dan masyarakat sipil dalam
mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia dari penjajahan Belanda pada agresi militer II tahun 1948-1949.
Pada tahun itu, agresi militer II tentara Belanda ingin menjajah kembali Indonesia setelah kalah perang dari Jepang, meskipun saat itu Jepang juga kalah dari Sekutu.
Alasan Belanda ingin menjajah kembali Indonesia, dimana kolonial Belanda dengan dalihnya bahwa Indonesia termasuk bagian Nederland atau Belanda.
Akan tetapi rakyat Indonesia saat itu telah memproklamirkan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 oleh Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Lembaga Adat Melayu Kabupaten Muarojambi, Amrullah.
Pada tahun 1948 Pemerintah Belanda kembali ke Indonesia untuk merebut dan menjajah kembali Indonesia, tetapi masyarakat beserta Badan Keamanan Rakyat (BKR) sekarang secara serentak dan bersatu padu mengangkat senjata untuk menyelamatkan dalam mempertahankan kemerdekaannya.
Baik secara perang terbuka maupun secara gerilya di Kelurahan Sengeti dan sekitarnya merupakan basis gerilya TNI bersama dengan masyarakat sipil yang sering melakukan kontak senjata penyerangan dan pertempuran secara gerilya terhadap tentara Belanda yang berada di Kelurahan Sengeti saat ini.
"Pada saat itu pasar Sengeti merupakan markas persinggahan tentara dan petinggi kolonial Belanda dan tempat pertempuran yang sering terjadi antara TNI bersama masyarakat sipil Kelurahan Sengeti yang berlangsung sekitar dua tahun 1948-1949," kata Amrullah Jumat (05/6/21)
Ia juga mengatakan, saat itu, pasar Sengeti pernah dibakar oleh Tentara Nasional Indonesia TNI karena pasar sengeti itu dijadikan markas tentara Belanda pada masa situasi perjuangan dan sering terjadi pertempuran.
![]() |
Foto: Dokumen kantor warga suku awin dan pasar Sengeti pada zaman dulu |
Saat itu masyarakat atau penduduk Kampung Kelurahan Sengeti sebagian besar menguasai perkebunan yang berlokasi di seberang Pasar Sengeti dan ada juga yang menguasai kebun di Pematang Keramat ke daerah sungai macang serta tempat lokasi kebun lainnya, hanya sebagian kecil yang menempati pemukiman atau di rumah penduduk kegagalan belanda untuk menjajah kembali Indonesia.
Pada tahun 1949 yang ditandai dengan selebaran surat pemberitahuan yang disebar melalui pesawat terbang Republik Indonesia dengan isi surat pemberitahuan tentang situasi aman demikian keadaan masyarakat Kelurahan Sengeti dan sekitarnya menyebut merdeka kedua, merdeka ke-1 pada tahun 1945.
Narasumber : Ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Kabupaten Muarojambi Amrullah S,Ag MM.
(Tribunjambi.com/ Hasbi Sabirin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar